
MASYARAKAT kembali mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat, di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (4/9). Kali ini kelompok pengunjuk rasa didominasi perempuan. Mereka mengaku berasal dari Forum Dago Melawan, Forum Tamansari Bersatu, Forum Sukahaji Melawan, Cipedes Melawan dan Rakyat Anti Penggusuran. Mereka tergabung dalam Warga Kampung Kota Bandung.
Massa yang datang dengan berjalan kaki itu membacakan 10 tuntutan. Mulai dari penghentian tindakan represif oleh aparat, perampasan aset koruptor hingga wujudkan reforma agraria dan mendistribusikan tanh untuk rakyat.
Dalam aksinya, para peserta aksi yang didominasi perempuan menggantungkan sampah ke pagar gedung DPRD Jawa Barat.
"Ini menjadi simbol bahwa anggota DPRD ialah sampah. Merek tidak berguna bagi rakyat," ujar Angga, koordinator aksi.
Angga mengatakan para peserta aksi merupakan warga korban penggusuran. Namun, mereka juga ikut prihatin dengan kondisi yang terjadi di masyarakat dan negara ini.
"Kami juga tidak setuju Pemerintah Provinsi Jawa Barat merangkul TNI untuk melakukan Manunggal Karya Bakti skala besar. Seharusnya gubernur mewujudkan supremasi sipil dan militer dikembalikan ke barak," tandasnya.
Pihaknya juga mengkritisi penangkapan sejumlah demonstran selama Agustus-September.
"Kemarahan rakyat bukan tindakan terorisme," tegas Angga. (H-4)