Liputan6.com, Jakarta - Mantan petenis profesional asal Amerika Serikat, Serena Williams, berhasil menurunkan berat badan hingga 14 kilogram berkat penggunaan obat GLP-1. Setelah dua kali melahirkan, Serena mengaku sulit kembali ke berat badan ideal meski sudah mencoba berbagai cara.
Di usianya yang kini 43 tahun, Serena sempat menjalani diet ketat hingga latihan fisik disiplin. Namun, hasilnya nihil. Dilansir Hindustan Times, barulah setelah menggunakan obat GLP-1, Serena berhasil memangkas berat badannya.
"Setelah mengonsumsi obat ini, saya merasa lebih berenergi, persendian lebih nyaman, gula darah stabil, bahkan kesehatan mental ikut meningkat," kata pemenang Grand Slam berkali-kali itu.
Serena menggambarkan obat diabetes ini sebagai solusi yang tubuhnya butuhkan setelah cara tradisional tak lagi efektif.
Pengakuan Serena memicu perhatian publik. Dia kini bergabung dengan sejumlah selebritas lain yang juga menggunakan obat GLP-1, seperti Sharon Osbourne, Rebel Wilson, dan Lizzo.
Menariknya, Serena menjalani perawatan GLP-1 lewat perusahaan layanan kesehatan RO, dan kini didapuk sebagai duta merek perusahaan tersebut.
Apa Itu Obat GLP-1?
GLP-1 atau glucagon-like peptide-1 receptor agonist adalah obat yang meniru kerja hormon alami tubuh dalam mengatur gula darah.
Hormon ini memiliki fungsi kompleks, di antaranya merangsang insulin, menekan glukagon (yang dapat menaikkan gula darah), memperlambat pencernaan, serta memengaruhi otak dalam mengatur rasa lapar dan kenyang.
Oleh sebab itu, obat GLP-1 bukan hanya efektif membantu pasien diabetes mengendalikan gula darah, tapi juga berperan dalam menurunkan berat badan.
Obat ini tersedia dalam bentuk pil maupun suntikan yang diberikan ke jaringan lemak bawah kulit, seperti di perut, paha luar, bokong, atau lengan.
Awalnya, GLP-1 dikembangkan untuk menangani diabetes tipe 2. Namun, manfaatnya dalam menurunkan berat badan membuat obat ini juga disetujui untuk pasien obesitas. Beberapa merek yang populer di pasaran antara lain Ozempic, Wegovy, dan Mounjaro.
Risiko dan Efek Samping GLP-1
Meski efektif, GLP-1 bukan tanpa risiko. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mencatat potensi efek samping serius, seperti pankreatitis (radang pankreas), hipoglikemia (gula darah rendah), gangguan ginjal, reaksi alergi, hingga komplikasi mata pada penderita diabetes.
Selain itu, ada efek samping ringan yang lebih umum, seperti mual, diare, muntah, sembelit, nyeri perut, dan penurunan nafsu makan.
Ahli endokrinologi dari Klinik Spesialis Dua, Sharwari Dabhade Dua, menegaskan bahwa obat ini hanya diperuntukkan untuk kondisi tertentu.
"Tidak dianjurkan bagi orang yang sekadar ingin cara cepat menurunkan berat badan atau alasan estetika. Keputusan penggunaan terapi harus ditentukan dokter yang merawat," ujarnya dikutip dari Health Shots.
GLP-1 Bukan Jalan Pintas Diet
Serena sendiri menekankan bahwa GLP-1 bukanlah jalan pintas. Dia melakukan riset panjang sebelum memutuskan menggunakannya.
"Saya banyak riset dulu. Saya bertanya pada diri sendiri, apakah ini jalan pintas? Apa manfaat dan risikonya? Saya ingin benar-benar paham sebelum mencobanya," katanya.
Bagi Serena, obat ini bukan pengganti usaha, melainkan penunjang. "Obat ini membantu meningkatkan semua yang sudah saya lakukan, makan sehat dan berolahraga, baik saat masih menjadi atlet profesional maupun ketika sekadar rutin ke gym," katanya.
FDA juga mengingatkan agar masyarakat tidak membeli GLP-1 versi ilegal. Produk tanpa izin resmi bisa berbahaya karena tidak teruji keamanan, efektivitas, dan kualitasnya.
Kisah Serena Williams menunjukkan bahwa obat modern bisa menjadi pendukung dalam perjalanan menurunkan berat badan, namun tetap tidak bisa menggantikan gaya hidup sehat.