
PADA 2017, aktris Asri Welas melahirkan putranya yang didiagnosis menderita katarak kongenital. Temuan tersebut bermula dari kejanggalan respons visual Ibran ketika berada di Jepang. Ini kemudian mendorong Asri untuk segera pulang ke Indonesia dan memeriksakan kondisi sang anak.
Setelah melalui rangkaian pemeriksaan medis, dokter menyatakan bahwa Ibran harus segera menjalani operasi dan menggunakan kacamata khusus untuk menunjang perkembangan penglihatannya. Kesadaran akan pentingnya akses kacamata pascaoperasi inilah yang kemudian menuntun Asri pada kolaborasi strategis dengan Optik Tunggal.
"Saya bersyukur Ibran dapat ditangani dengan cepat dan kondisinya memungkinkan untuk memakai kacamata sebagai solusi utama. Begitu ia memakainya, reaksinya luar biasa. Untuk pertama kali ia melihat jelas wajah saya dan warna-warni dunia," ujar Asri Welas dalam keterangan tertulis, Sabtu (23/8).
Katarak kongenital atau katarak bawaan sejak lahir dapat menghambat perkembangan kognitif, sosial, dan emosional anak. Operasi menjadi langkah awal. Namun, proses pemulihan berlanjut melalui penggunaan kacamata khusus pascaoperasi sebagai bagian vital rehabilitasi visual.
Saat ini tidak semua keluarga mampu menyediakan kacamata khusus dengan resep kompleks dan teknologi presisi tinggi. Bagi keluarga prasejahtera, harga kacamata ini kerap menjadi beban berat. Inilah yang mendorong Optik Tunggal bersama sang aktris menjembatani kesenjangan akses tersebut.
CEO Optik Tunggal, Alexander F Kurniawan, menegaskan bahwa program ini sejalan dengan visi perusahaan untuk meningkatkan kualitas penglihatan generasi Indonesia dengan melibatkan tenaga medis, mitra strategis, dan komunitas. Hingga kini, ratusan anak di lebih dari 20 daerah terpencil di Indonesia telah merasakan manfaatnya.
"Kami percaya setiap anak berhak melihat dunia dengan jelas, tanpa terhalang oleh keterbatasan yang sebenarnya bisa diatasi. Setiap senyum yang muncul setelah mereka mengenakan kacamata pertama adalah pengingat bahwa perjuangan kami belum berakhir," pungkas Alexander Kurniawan. (Ant/I-2)