BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendata puluhan rumah di Kabupaten Karawang rusak, setelah gempa M 4,9 mengguncang Kabupaten Bekasi pada Rabu malam, 20 Agustus 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
"Sebanyak 41 rumah mengalami kerusakan dan 111 jiwa terdampak," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, dalam keterangan resmi dikutip pada Jumat, 22 Agustus 2025.
Data tersebut merupakan hasil laporan kaji cepat yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karawang. Menurut data lapangan, kerusakan materiil terjadi di enam kecamatan yakni; Kecamatan Telukjambe Barat 6 rumah; Kecamatan Pangkalan 3 rumah; Kecamatan Tegalwaru 26 rumah; Kecamatan Klari 1 rumah; Kecamatan Ciampel 5 rumah.
Selain tempat tinggal, gempa juga mengakibatkan kerusakan pada fasilitas umum di sejumlah wilayah. Misalnya sebuah aula rusak di Kecamatan Tirtamulya dan sebuah sekolah dasar negeri di Kecamatan Tegalwaru juga rusak pada bagian atap serta dinding ruang kelasnya.
"Sementara itu, aula serbaguna di kantor Kecamatan Pangkalan juga mengalami kerusakan di bagian plafon," ujar Abdul Muhari. Kendati 41 bangunan rumah rusak, Abdul memastikan tidak ada korban jiwa yang ditemukan.
Sebanyak 111 orang itu juga tidak mengungsi. Mereka, kata Abdul, memilih bertahan di rumah masing-masiang. Pembaruan informasi tentang detail kerusakan bangunan akan menyesuiakan perkembangan di lapangan.
Menurut Abdul, Satuan Tugas BPBD Kabupaten Karawang telah menilai langsung kondisi lapangan bersama sejumlah pemerintah daerah setempat. Saat ini kebutuhan mendesak yang perlu segera didistribusikan adalah makanan dan kebutuhan dasar lainnya.
Gempa dengan magnitudo 4,7 pada Rabu 20 Agustus 2025 pukul 19.54 WIB terasa di Bekasi dan Karawang dengan skala intensitas III - IV MMI atau dirasakan banyak orang dan bisa membuat gerabah pecah, jendela atau pintu berderik serta dinding berbunyi.
Guncangan gempa juga terasa hingga Purwakarta, Cikarang dan Depok, Bandung, Jakarta, Tangerang Selatan, Bekasi Timur, Tangerang, Pandegalang, Cianjur, Pelabuhanratu, dan Lebak di Banten.
Gempa itu diakibatkan aktivitas sesar naik busur belakang Jawa Barat (West Java Back Arc Thrust). “Episenter gempa ada di selatan segmen Citarum,” kata Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono lewat keterangannya Kamis, 21 Agustus 2025.
Menurut data BMKG hingga Kamis malam, gempa M4,7 itu telah diikuti 15 kali gempa susulan. Tapi, dari 15 itu, hanya dua yang dampak guncangannya bisa dirasakan. Keduanya adalah M3,9 pada Rabu malam dan M3,1 pada Kamis petang. Guncangan terkuatnya berada pada skala III MMI di Karawang dan Purwakarta dampak gempa Rabu malam.
Sedangkan gempa susulan terkini pada Kamis petang menyebabkan guncangan pada skala II-III MMI di Karawang.