Lowongan CPNS 2026 Bakal Dibuka? Ini Jawab Kepala BKN!

Jakarta, CNBC Indonesia - Proses rekrutmen Aparatur Sipil Negara (ASN) berpotensi berkurang mulai tahun 2026 mendatang. Hal ini disebabkan oleh kebijakan zero to minus growth atau jumlah CPNS yang akan diterima akan sama atau kurang dari jumlah ASN yang berhenti.

Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Zudan Arif menjelaskan penetapan jumlah kebutuhan ASN akan melibatkan Kementerian Keuangan, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB), serta kementerian dan lembaga pemerintah daerah.

"Ini harus kita bahas dengan Ibu Menteri Keuangan untuk anggaran dan Ibu MenPANRB untuk jumlah formasi. Serta berbagai kementerian, lembaga, dan daerah-daerah kebutuhannya seperti apa," ujar Zudan saat ditemui di gedung DPR RI, Senin (25/8/2025).

Ketika ditanya terkait rencana pendaftaran CPNS tahun 2025, Zudan kembali menegaskan bahwa keputusan rekrutmen CPNS 2026 tidak akan ditentukan sepihak oleh BKN. Pihaknya perlu melakukan pembahasan lebih lanjut dengan berbagai instansi.

"Kami tidak menentukan sendiri jumlah kebutuhan dari berbagai instansi. Harus dari masing-masing kementerian, kabupaten, kota, dan provinsi. Karena mereka lah yang membutuhkan ASN itu," ujarnya.

Seperti yang diketahui, hingga saat ini pemerintah belum mengumumkan secara resmi persyaratan pendaftaran CPNS 2025.

Sebelumnya Deputi Bidang SDM Aparatur Kemenpan RB, Aba Subagja menyampaikan perkembangan rencana seleksi Aparatur Sipil Negara (ASN) 2025.

Aba Subagja mengatakan rekrutmen ASN tidak harus dilaksanakan setiap tahun namun disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran. Dimana pada tahun 2025 Kemenpan RB masih menyelesaikan proses CASN 2024 dan ada 3.000 formasi untuk sekolah kedinasan.

"Jadi pengadaan ASN itu tidak harus dilakukan setiap tahun, sesungguhnya. Jadi sesuai dengan kebutuhan adan juga penganggarannya," ujar Aba dalam Power Lunch, CNBC Indonesia (Senin, 14/07/2025).

(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Pendaftaran Seleksi CPNS & PPPK 2025 Dibuka? Ini Jawab BKN