TENTARA Nasional Indonesia (TNI) mengklarifikasi pemberitaan Tempo yang menyinggung dugaan keterlibatan prajurit dalam kerusuhan demonstrasi pada akhir Agustus 2025.
Klarifikasi ini sebagai hak jawab terhadap tiga konten Tempo, yakni artikel berjudul “Ada Apa dengan Intelijen Tentara” (3 September 2025), “Siapa Perusuh Demonstrasi Agustus” (7 September 2025), serta tayangan siniar Bocor Alus Politik di kanal YouTube Tempodotco (6 September 2025).
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
“Penyebaran informasi yang tidak lengkap dan tidak terverifikasi dapat menimbulkan persepsi keliru,” kata Kepala Pusat Penerangan TNI Brigadir Jenderal Freddy Ardianzah dalam surat klarifikasi, Senin, 8 September 2025.
TNI memberikan penjelasan ihwal penugasan Mayor SS, personel Badan Intelijen Strategis (Bais) yang memantau aksi unjuk rasa di sekitar Fly Over Slipi, Jakarta Barat, pada 28 Agustus 2025.
Dalam kronologi yang disampaikan TNI, sejak pukul 15.25 WIB, bentrokan terjadi antara massa dan pasukan Brimob di kawasan Slipi hingga bergeser ke Pejompongan dan Bendungan Hilir. Saat mengikuti pergerakan pasukan, Mayor SS terpisah dari rekannya akibat kepulan gas air mata. Ia kemudian diamankan personel Brimob ketika sedang duduk di atas sepeda motor di dekat sebuah pom bensin.
Menurut Freddy, semula Brimob menduga Mayor SS bagian dari demonstran karena berpakaian sipil. “Namun setelah menunjukkan identitas dan surat tugas, percakapan ditutup dengan saling berjabat tangan, dan Mayor SS dilepaskan karena memang sedang bertugas,” ujarnya dalam surat tersebut.
TNI menganggap, pemberitaan yang menggiring opini seolah-olah prajurit tersebut ditangkap karena menjadi provokator atau berencana membakar pom bensin. “Faktanya, yang bersangkutan sedang melaksanakan tugas resmi memantau jalannya aksi,”ujarnya.
TNI juga membantah isu keterlibatan anak anggota TNI dalam provokasi penyerangan Markas Brimob Cikeas, Bogor. Isu itu mencuat setelah tersangka berinisial M mengaku diperintah seorang B, anak anggota TNI di Jakarta. Namun Kapolres Bogor Ajun Komisaris Besar Wikha Ardilestanto memastikan pengakuan itu hanya rekayasa.
“Pengakuan tersebut terbukti tidak benar. Tersangka M sengaja mencatut nama anak anggota TNI dengan tujuan menghindari jeratan hukum dan berharap mendapat perlindungan,” kata Kapolres dalam klarifikasi yang dikutip TNI.
Berdasarkan pemeriksaan digital dan konfrontasi langsung, polisi memastikan tidak ada bukti keterlibatan B maupun keluarganya. “Dari hasil penelusuran, dipastikan institusi TNI tidak terlibat sama sekali dalam perencanaan maupun pelaksanaan penyerangan Markas Brimob,” ujar Freddy.
FreddyI juga membantah narasi dalam pemberitaan Tempo.co yang menyebut ada prajurit ditangkap polisi pada 30 Agustus 2025 di Jakarta. TNI menganggap lokasi peristiwa yang disebut Tempo berbeda dengan fakta di lapangan.
“Tidak ada penangkapan prajurit TNI oleh pihak kepolisian. Sampai saat ini di seluruh wilayah tidak terdapat anggota TNI yang ditangkap atau dijemput oleh Polisi Militer maupun Puspom TNI,”kata Freddy.