
SEBUAH perahu nelayan digulung gelombang di perairan utara di Kabupaten Kendal, Selasa (19/8). Sejumlah tiga anak buah kapal (ABK) hilang dan tujuh lainnya termasuk juru mudi berhasil diselamatkan kapal lain yang sedang melintas.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), SAR dan Dinas Perhubungan Kendal, pun masih terus bersiaga di Pelabuhan Kendal, meskipun hujan lebat dan angin kencang. Menurut penuturan korban selamat, kapal mereka dihantam gelombang tinggi. "Masih dilakukan upaya pencarian terhadap para korban yang hilang, cuaca buruk di perairan membuat pencarian semakin sulit," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kendal Hudi Sambodo.
Peristiwa tenggelamnya kapal nelayan yang mengangkut 10 ABK termasuk juru mudi, lanjut Hudi Sambodo, berawal ketika kapal tersebut sedang mencari ikan di perairan utara di wilayah Kabupaten Kendal. Namun ketika sampai di lokasi kejadian tiba-tiba cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai angin kencang datang. Kapal tersebut sempat dua kali memutar untuk menghindari badai, ungkap Hudi, namun tiba-tiba pula datang gelombang besar dan langsung menggulung kapal yang dikemudikan oleh Mastur. Sebanyak tujuh ABK pun berhasil diselamatkan kapal lain yang sedang melintas, sementara tiga lainnya masih belum ditemukan.
Kepala Satuan Polairud Polres Kendal Ajun Komisaris Haryono membenarkan kejadian itu, bahkan petugas telah diturunkan untuk melakukan pencarian di perairan sekitar pelabuhan Kendal tidak jauh dari lokasi kejadian. "Kami masih melakukan pencarian terhadap tiga ABK yg belum ditemukan," ucap Haryono.
Petugas belum bisa melakukan pendataan terhadap tiga korban tersebut, karena ABK yang selamat masih belum dapat berkomunikasi.
Sebelumnya pada Senin (18/8) malam, seorang nelayan asal Kabupaten Jepara Suharto, 45, warga Kelurahan Demaan, Kecamatan Jepara, juga dilaporkan hilang ketika sedang melaut di sekitar Pantai Bandengan, Kabupaten Jepara. Hingga kini yang bersangkutan juga belum ditemukan karena kesulitan akibat cuaca buruk di perairan.
"Nelayan itu sedang menebar jaring, tiba-tiba tertarik dan masuk ke dalam laut serta digulung gelombang. Kami masih melakukan pencarian hingga sekarang," ujar Kepala Kantor Basarnas Semarang Budiono. (M-2)