
INDONESIA Cold Chain Infrastructure Summit (ICCIS) 2025 diselenggarakan pada Senin hingga Selasa, 19-20 Agustus 2025, di Assembly Hall Menara Mandiri, Jakarta. Acara strategis ini digagas sebagai respons terhadap peran krusial Indonesia sebagai pemain utama di kawasan ASEAN dalam pengembangan pasar rantai dingin, yang kini menguasai 38% pangsa pasar regional.
Hasanuddin Yasni, Ketua Umum Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI), memaparkan, pertumbuhan industri ini tidak hanya menjadi tulang
punggung ketahanan dan keamanan pangan nasional, tetapi juga membuka peluang kolaborasi untuk mengatasi tantangan, sekaligus memacu inovasi melalui sinergi terpadu antarpemangku kepentingan.
"Penyelenggaraan ICCIS 2025 merupakan langkah vital untuk mematangkan solusi bersama guna mendorong perkembangan industri rantai dingin nasional. Summit ini dirancang sebagai wadah pertemuan bagi seluruh stakeholder guna merumuskan strategi, standar produk, dan operasional yang berkelanjutan. Melalui kolaborasi, kami yakin industri akan mencapai efisiensi dan ketahanan yang lebih baik," ujar Yasni.
ICCIS 2025 dibuka secara resmi oleh Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian di Kementerian Perindustrian, Solehan. Acara dilanjutkan dengan sesi pleno yang menghadirkan para ahli terkemuka, seperti Heru Kustanto (Kepala Pusat P3DN Kementerian Perindustrian) yang akan membahas Program Pemberdayaan Produksi Peralatan, Teknologi, dan Sumber Daya Manusia di Industri Rantai Dingin Nasional.
Sesi berikutnya dipandu oleh Robby Fadhilah (Direktur Industri, Perdagangan, dan Peningkatan Investasi Bappenas) dengan topik Pemetaan Industri Logistik Rantai Dingin Nasional dalam Program Keamanan dan Keselamatan Pangan.
ICCIS 2025 diharapkan menghasilkan rekomendasi kebijakan dan inisiatif konkret yang dapat mempercepat pengembangan infrastruktur rantai dingin nasional, meningkatkan standar operasional, serta memperkuat sinergi antarpemangku kepentingan dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan bagi Indonesia. (Ifa/E-1)