Jadi intinya...
- Suami Mpok Alpa terkejut ribuan jamaah hadiri tahlilan 7 hari istrinya.
- Lebih dari 3.000 jamaah hadir, jauh melebihi perkiraan awal keluarga.
- Mpok Alpa dikenal suka berbagi hasil kebun dan tak ingin merepotkan orang.
Liputan6.com, Jakarta Suami almarhumah Mpok Alpa, Aji Darmaji, terkejut sekaligus bersyukur melihat lautan manusia yang hadir di pengajian dan tahlilan 7 hari kepergian istri. Menurutnya ini jawaban atas kebaikan yang pernah dilakukan Mpok Alpa semasa hidup.
Aji Darmaji menaksir sekitar 3.000 jamaah yang hadir di acara tersebut. Padahal semula pihak keluarga melakukan persiapan hanya untuk warga lingkungan sekitar.
"Alhamdulillah malam hari ketujuh, mendapat suatu yang luar biasa. Warga sampai enggak kebagian tempat. Saking banyaknya jemaah ikut mendoakan, bersyukur. Almarhumah semasa hidupnya baik, sekarang dikasih balasan yang benar-benar luar biasa, baik, banyak yang mendoakan dari manapun," ungkap Aji Darmaji di kediamannya, Kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, Kamis (21/8/2025).
"Itu jemaah tumpah luar biasa, lebih dari 3.000. Sampai enggak bisa menampung. Kita tahunya jemaah musala At-Taqwa sama jemaah Masjid Al-Anwar, itu kurang lebihnya paling sekitar 700 sampai 800 orang. Ternyata di luar dugaan, jemaahnya membeludak," Aji Darmaji menambahkan.
Dunia hiburan tanah air berduka. Komedian Nina Carolina atau Mpok Alpa meninggal dunia pada Jumat (15/8) pagi di usia 38 tahun usai berjuang melawan kanker. Sosok yang dikenal selalu ceria ini tak pernah ingin terlihat sakit, bahkan di tengah pengoba...
Lebih Dari 1.000
Untuk menjamu jemaah yang hadir, pihak keluarga menyiapkan hidangan dalam jumlah besar. Meski begitu, jumlah makanan yang disediakan tetap tidak sebanding dengan gelombang jemaah yang datang. "Seribu. Ya, 1000. Seribu tapi di luar dugaan ya lebih dari 1000," ucap Aji Darmaji.
Mengenang Kebaikan Mpok Alpa
Aji Darmaji mengenang kebaikan istri semasa hidup. Ia menyebut almarhumah Mpok Alpa memiliki kebiasaan berbagi hasil kebun yang dikelola bersama orang tua angkatnya kepada warga.
"Jadi kita cuma ngasih bibit saja. Ketika itu panen kita enggak jualin, kita kasih-kasih tuh kayak cabai, kayak bawang, tomat, jagung. Jadi kita ngasih bibit saja, kayak gitu. Jadi ada orang tua angkat tuh benar-benar baik, punya lahan. Ketika panen tuh kita kasih-kasihin orang saja," jelasnya.
Kita Enggak Boleh Nyusahin Orang
Prinsip hidup Mpok Alpa yang tidak ingin merepotkan orang lain sangat melekat di benak suami. Bahkan di saat-saat terakhirnya, Mpok Alpa berpesan agar tidak ada yang tahu tentang sakitnya karena tak ingin menyusahkan.
"Sampai sakitnya enggak boleh ada yang tahu. Katanya, 'Pah, kita kan enggak boleh nyusahin orang.' 'Kan lo yang ngajarin gue,' katanya, 'Kita jangan pernah nyusahin orang. Selagi kita masih ada, kita pakai saja yang kita punya. Kalau enggak ada ya sudah kita diam, prinsipnya orang hidup buat mati kok,' gitu," Aji Darmaji mengakhiri.