Pro dan Kontra Tunjangan Perumahan Anggota DPR

2 days ago 13
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

PERNYATAAN anggota Komisi I DPR, Tubagus Hasanuddin, mengenai total pendapatan bersih legislator periode 2024-2029 yang mencapai Rp 100 juta per bulan memicu polemik di tengah masyarakat. Pengakuan ini menyoroti adanya peningkatan pendapatan legislator yang salah satunya disebabkan oleh perubahan kebijakan fasilitas perumahan.

Untuk periode 2024-2029, anggota DPR tidak lagi menerima fasilitas rumah dinas. Kebijakan tersebut digantikan dengan tunjangan perumahan sebesar Rp 50 juta yang diterima setiap bulan sebagai komponen pendapatan. Hal ini diungkapkan secara terbuka oleh Tubagus Hasanuddin.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

"Rp 50 juta untuk tunjangan perumahan. Disebut buka rahasia, ya, enggaklah, ini kan duit rakyat juga," ujarnya pada Selasa, 12 Agustus 2025.

Pengakuan tersebut sontak menuai reaksi luas dari warganet yang menyoroti besarnya pendapatan para wakil rakyat. Bahkan, muncul kalkulasi di ruang publik yang menyebutkan seorang legislator dapat mengantongi pendapatan sedikitnya Rp 3 juta per hari, sehingga memicu perdebatan mengenai kewajaran jumlah tersebut.

Sekretaris Jenderal DPR, Indra Iskandar, menjelaskan kebijakan tunjangan perumahan bagi anggota dewan periode 2024-2029 diterapkan karena beberapa alasan mendasar. Menurutnya, kondisi rumah dinas yang dibangun pada tahun 1988 kini dinilai tidak lagi layak huni. Ia berpendapat akan lebih boros jika negara terus mengeluarkan anggaran untuk pemeliharaan aset tersebut. Rencana pemindahan ibu kota negara juga menjadi faktor pertimbangan lain dalam penggantian fasilitas ini.

"Biaya pemeliharaan rutin tidak lagi sebanding dengan manfaat yang didapat. Selain itu, karena adanya rencana pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur," ujar Indra pada Senin, 18 Agustus 2025.

Indra menegaskan nominal tunjangan sebesar Rp 50 juta per bulan tidak ditetapkan sepihak. Angka tersebut merupakan hasil pembahasan bersama Kementerian Keuangan. Besaran tunjangan itu didasarkan pada kajian terhadap tunjangan serupa yang diterima anggota DPRD Jakarta. Kajian tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan standar biaya sewa rumah yang layak di sekitar Jakarta, tempat para anggota DPR menjalankan tugasnya.

Ketua Badan Anggaran atau Banggar DPR, Said Abdullah, menyatakan pemberian tunjangan rumah sebesar Rp 50 juta per bulan bagi legislator adalah langkah efisiensi anggaran. Menurutnya, kebijakan ini dapat menghemat ratusan miliar rupiah yang sebelumnya dialokasikan untuk biaya pemeliharaan Rumah Jabatan Anggota (RJA). "Lebih baik tunjangan perumahan daripada ratusan miliar setiap tahun untuk memperbaiki RJA," kata Said di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Selasa, 19 Agustus 2025.

Said menjelaskan, biaya perawatan RJA sangat besar karena mencakup pemeliharaan taman, gaji petugas keamanan, hingga renovasi kerusakan. Ia menilai alokasi anggaran untuk rumah dinas sebagai sebuah pemborosan. "Kami menghindari pemborosan. Kan RJA itu boros. Biaya pemeliharaannya yang boros," katanya.

Selain efisiensi, ia menilai tunjangan ini dapat mendorong kinerja anggota dewan karena mereka bisa tinggal lebih dekat dengan kompleks parlemen di Senayan. Menanggapi sorotan publik, Said mengklaim fasilitas serupa juga dinikmati oleh pejabat lain, seperti menteri dan anggota DPD. "Menteri semua punya rumah. Tapi disediakan rumah dinas. Kenapa kalian enggak protes juga?" ujar Said.

Kritik Publik

Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus, menilai kinerja legislasi DPR buruk, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Ia menyoroti dari 42 Rancangan Undang-Undang (RUU) prioritas, baru satu yang disahkan, yakni revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia. "Revisi UU TNI itu juga banyak dikritik karena pembahasannya yang cepat dan minim partisipasi publik," ujar Lucius pada Senin, 18 Agustus 2025.

Ia juga mengklarifikasi klaim pimpinan DPR yang menyebut telah merampungkan 14 RUU, dengan menyatakan 13 di antaranya berasal dari RUU kumulatif terbuka, bukan RUU prioritas sesuai Program Legislasi Nasional (Prolegnas).

Dari sisi pengawasan, Direktur Indonesian Parliamentary Center, Ahmad Hanafi, menilai DPR lebih berperan sebagai "stempel pemerintah" karena kerap menyetujui kebijakan tanpa pembahasan mendalam. Hal ini diamini oleh Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), Misbah Hasan, yang mengkritik lemahnya pengawasan DPR terhadap program beranggaran besar seperti makan bergizi gratis dan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

"Mana ada laporan hasil pengawasan anggaran program-program itu oleh DPR?" tanya Misbah.

Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Egi Primayogha, menambahkan contoh konkret minimnya pengawasan, yakni pada kasus keracunan makanan dalam program makan bergizi gratis yang terus berulang. Menurutnya, sebagai lembaga pengawas, DPR minim tindakan. Kinerja yang dianggap buruk ini membuat Egi menilai pendapatan dewan tidak sepadan. Ia berpendapat kenaikan tunjangan tidak pantas diberikan. "Anggota DPR tidak pantas mendapatkan tunjangan tambahan. Bahkan semestinya gajinya diturunkan. Tidak ada hal positif yang dilakukan dalam setahun terakhir kinerja DPR." tegasnya.

Novali Panji Nugroho, Ervana Trikarinaputri, dan Dian Rahma Fika berkontribusi dalam penulisan artikel ini.  
Read Entire Article