Liputan6.com, Jakarta Kabar mengejutkan datang dari London, di mana Arsenal dilaporkan telah mencapai kesepakatan verbal untuk mendatangkan Eberechi Eze dari Crystal Palace. Nilai transfer ini kabarnya melebihi £60 juta atau sekitar Rp1,25 triliun, menjadikannya salah satu manuver terbesar The Gunners musim panas ini. Konfirmasi dari Fabrizio Romano dengan "here we go!" menegaskan transfer ini hampir pasti terjadi.
Langkah Arsenal semakin dramatis karena mereka berhasil menyalip rival sekota, Tottenham, yang sebelumnya sudah mencapai kesepakatan dengan Palace. Situasi ini berubah ketika Arsenal masuk pada detik terakhir dan berhasil meyakinkan sang pemain untuk berlabuh di Emirates Stadium. Faktor emosional pun memperkuat keputusan Eze, karena ia pernah menimba ilmu di akademi Arsenal saat muda.
Transfer ini tidak hanya soal strategi, tetapi juga soal ikatan emosional yang membawa Eze "pulang kampung". Arsenal juga terdorong oleh cedera Kai Havertz yang membuat mereka membutuhkan tambahan kualitas di lini tengah. Kini, Eze diproyeksikan menjadi salah satu motor baru dalam skema Mikel Arteta.
Membajak dari Tangan Tottenham
Arsenal menunjukkan kelicinan dalam strategi transfer kali ini. Tottenham sudah berada di jalur finalisasi dengan Crystal Palace, tetapi penundaan memberi celah bagi Arsenal untuk masuk. Dalam hitungan hari, situasi berubah drastis, dan The Gunners keluar sebagai pemenang.
Tottenham sudah sepakat secara prinsip dengan Palace, tetapi Arsenal langsung menyalip dengan paket yang lebih menarik. Lebih dari itu, keyakinan Arsenal diperkuat oleh keputusan pribadi Eze yang memilih Emirates Stadium. Keputusan ini seolah menjadi pukulan telak bagi ambisi Tottenham di bursa transfer.
Faktor "pulang kampung" tidak bisa diabaikan dalam kasus ini. Eze merasa tertarik kembali ke Arsenal setelah pernah menjadi bagian dari akademi mereka. Hal itu membuat pilihan untuk menolak Tottenham menjadi lebih mudah.
Performa Gemilang di Palace
Musim 2023/2024 menjadi titik balik karier Eberechi Eze. Dari 27 pertandingan Premier League, ia mencetak 11 gol dan 4 assist, menjadikannya salah satu gelandang tersubur di liga. Ia juga menorehkan gol penentu kemenangan Palace di final Piala FA melawan Manchester City.
Musim berikutnya, 2024/2025, Eze kembali konsisten dengan kontribusi lebih besar. Dari 43 laga di semua kompetisi, ia mencetak 14 gol dan 11 assist. Statistik ini menegaskan bahwa ia bukan hanya talenta sesaat, melainkan motor serangan utama tim.
Selain kontribusi angka, Eze dikenal sebagai salah satu dribbler terbaik di liga. Ia masuk dalam sepuluh besar Premier League untuk dribel sukses per 90 menit, membuktikan kualitasnya dalam menembus lini pertahanan lawan.
Fleksibilitas yang Dibutuhkan Arteta
Eze menawarkan fleksibilitas posisi yang sangat berharga bagi Arsenal. Ia bisa bermain sebagai gelandang serang, sayap kiri, bahkan false nine jika dibutuhkan. Arteta akan mendapatkan pemain serbaguna yang bisa menutup posisi Bukayo Saka atau Martin Odegaard.
Performa terbaik Eze sering muncul saat bermain di area tengah. Dari posisi itu, ia bisa lebih leluasa menguasai bola dan mengatur tempo serangan. Kombinasinya dengan Odegaard diprediksi akan menjadi senjata baru Arsenal untuk membongkar pertahanan rapat.
Meski begitu, pengalaman bermain di sisi kiri juga memberi Arsenal opsi tambahan. Dengan kemampuan membawa bola di ruang sempit, ia dapat menciptakan peluang dari berbagai sisi lapangan. Hal ini menjadikannya solusi ideal bagi kebutuhan taktis Arteta.
Investasi Jangka Panjang Arsenal
Cedera Kai Havertz menjadi salah satu alasan mengapa Arsenal bergerak cepat. Kehadiran Eze akan memberikan dimensi baru di lini tengah sekaligus memperdalam kualitas skuad. Arteta kini memiliki tambahan kreativitas untuk menjaga kestabilan permainan tim.
Selain nilai taktis, Eze juga penting dari sisi regulasi. Statusnya sebagai pemain homegrown membantu Arsenal memenuhi persyaratan UEFA...