Hal serupa, menurut Nunung, ia jalankan semasa menjalani pengobatan kemoterapi untuk kanker payudara.
"Almarhumah selalu ceria, (aku sempat saranin) pokoknya kamu bekerja aja selama kamu masih mampu bekerja, aku selalu bilang gitu. Ingat bahwa di dunia ini mukjizat itu ada, dia semakin kuat, dia semakin semangat gitu," kata Nunung di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Selasa (19/8).
Nunung Srimulat Ungkap soal Sarannya ke Mpok Alpa
Kendati terdengar kejam, menurut Nunung, sarannya sangat manjur. Setidaknya bisa membuat lupa dengan sakit yang dirasakan akibat terapi kemoterapi.
"Enggak apa, aku juga kerja. Aku waktu kemo pertama itu aku kerja. Ya kalau enggak dibuat kerja kita ngerasa sakit terus. Kan (kalau kerja) pulang ke rumah ngantuk tidur. Kemo itu ya kita obatnya cuma tidur. Pada saat kita happy kita senang ketemu siapa aja," tutur Nunung.
Bekerja bisa menjadi pengalih rasa terbaik bagi Nunung. Karena itu, ia menyarankan hal serupa kepada Mpok Alpa. Sehingga ia tak lagi merasakan sakitnya saat itu.
"Kemo itu sakit banget, sakit banget dan dia, dia hebat. Karena cancer itu, setelah kita kemo, kita pulang, kita enggak dibawakan obat apa-apa, jadi si obat ya kemo itu udah, enggak bisa dilawan dengan obat apa pun. Mau dikasih pain killer, dikasih apa, apa, dia enggak ngelawan. Semua enggak ngelawan," ucap Nunung.
Dari semua usaha itu, menurut Nunung, Tuhan berkehendak lain. Namun, sebagai sahabat, Nunung akan mengenang Mpok Alpa sebagai sosok kuat yang pantang menyerah dengan keadaan.
"Itu memang sudah jalannya (almarhumah) ya, tapi saya percaya Almarhumah adalah orang yang hebat, ceria, enggak pernah neko-neko, semua adalah takdir. Kita enggak pernah tahu, kok," ungkap Nunung.
Mpok Alpa meninggal dunia pada 15 Agustus lalu karena penyakit kanker payudara. Ia mengembuskan napas terakhir di usia 38 tahun. Jenazahnya dimakamkan di TPU Tanah Wakaf Kujaran, Ciganjur, Jakarta Selatan